Minggu, 23 Mei 2010

Komunikasi dengan Tuhan, termasuk komunikasi interpersonal ataukah Intrapersonal??




Menurut filusuf terkenal yang bernama Aristotle, bertanya sesungguhnya ialah proses berfikir karena dengan bertanya tentunya kita mempunyai keinginan untuk mengetahui jawabannya. Oleh karena itu, Aristotle menyatakan bahwa asking is thinking. Oleh karena itu, memulai sebuah pemerhatian kita terhadap suatu fenonema, dalam hal ini fenomena psikologi komunikasi, maka alangkah baiknya kalau kita memulai dengan suatu pertanyaan. Pada pendahuluan bab ini maka pertanyaannya ialah;
“Pernahkan sepanjang hidup Anda, tidak berkomunikasi sehari saja?”
Beberapa dari Anda akan menjawab bahwa Anda pernah tidak berkomunikasi saat tidur, atau Anda pernah tidak berkomunikasi saat merenung, Anda pernah tidak berkomunikasi saat sendiri, Anda pernah tidak berkomunikasi saat berdoa atau beribadah. Jawaban-jawaban tersebut tidaklah salah karena pemaknaan komunikasi Anda belum diperluas. Selain itu, pendapat para pakar komunikasi pun juga terbelenggu pada satu perspektif, yaitu perspektif orang lain (others / social). Sebagaimana yang diungkapkan oleh beberapa pakar ini yang dimuat dalam Burgon & Huffner (2002);
a. Hovland, Janis and Kelly state that communication is the process by which an individual (the communicator) transmits stimuli (usually verbal) to modify the behavior of other individual (the audience).
Berdasarkan pernyataan mereka maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan proses seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus/ rangsangan (biasanya dalam bentuk verbal) untuk memodifikasi perilaku orang lain (audience/ komunikate). Dengan demikian, proses komunikasi memerlukan rangsang untuk disampaikan dan memerlukan orang lain sebagai penerima rangsang tersebut. Dalam pemaknaan ini komunikasi lebih mengarah kepada bentuk verbal atau penggunaan simbol bahasa.
b. Whereas, Ross state that communication is a transactional process involving cognitive sorting, selecting, and sharing of symbol in such a way as to help another elicit from their own experiences a meaning or responses similar to that intended by the source.
Merujuk pendapat beliau, komunikasi merupakan proses transaksional antara satu orang dengan orang lain yang meliputi proses urutan kognitif, seleksi informasi dan penyampaian simbol berdasarkan pengalaman mereka sendiri sebagai suatu pemaknaan atau respon yang sama dengan pemaknaan dari sumbernya. Dengan demikian, pemaknaan ini lebih mengarah kepada proses dalam diri manusia (komunikator) yang lebih pada ranah kognitif dan pada orang lain yang menyamakan dengan pengalaman dari sumber (komunikator). Proses penyamaan ini yang nanti akan dibahas pada bab selanjutnya, yaitu tentang derajad homophily.
c. Atau pendapat lain dari Beamer & Varner (2008) dalam Communication Studies Journal bahwa komunikasi ialah suatu proses penyampaian pendapat, pikiran dan perasaan kepada orang lain yang kemampuannya dipengaruhi oleh lingkungan atau budaya sosialnya. Jelas bahwa lingkungan sosial sangat berpengaruh terhadap proses komunikasi seseorang.

Ketiga pendapat tersebut mengarahkan semua pemaknaan komunikasi sebagai sebuah proses yang memerlukan orang lain (others / social). Oleh karena itu, Burgon & Huffner (2002) dalam bukunya Human Communication menjelaskan bahwa komunikasi ialah sebuah proses pemikiran berupa seleksi informasi (kognitif), menilai atau mempersepsikan pengalaman (afektif) dan bertindak balas terhadap informasi yang disampaikan tersebut (psikomotorik). Proses komunikasi ini dapat dilakukan dalam diri manusia sendiri, orang lain dan kumpulan manusia dalam proses sosial (massa). Merujuk pendapat tersebut maka Burgon & Huffner (2002) mengkategorikan 3 jenis komunikasi, yaitu;
a. Komunikasi intrapersonal; komunikasi yang terjadi dalam diri sendiri maka tindak balas yang dilakukan ialah dalam internal diri sendiri. Contoh, komunikasi yang terjadi saat kita merenung, berdialog dengan diri sendiri (baik sadar maupun secara tidak sadar, misalnya sedang tidur).
b. Komunikasi interpersonal; komunikasi yang dilakukan dengan orang lain sehingga tindak balas dan evaluasinya memerlukan orang lain. Contoh, komunikasi dengan pacar, teman, dosen, orang tua dan lain sebagainya.
c. Komunikasi massa; komunikasi yang dilakukan dalam kumpulan manusia yang terjadi proses sosial di dalamnya, baik melalui media atau langsung dan bersifat one way communication. Contoh, komunikasi yang terjadi di televisi, web-site, blog, iklan dan lain sebagainya. Pembahasan komunikasi massa akan didiskusikan pada bab-bab selanjutnya.
Yang membuat saya tertarik pada materi ini adalah, ,mengenai beberapa jenis komunikasi. Dijelaskan bahwa terdapat 3 jenis komunikasi, yaitu komunkasi interpersonal, intrapersonal, dan komunikasi massa. Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi komunikasi yang terjadi dalam diri sendiri, komunikasi intrapersonal merupakan komunikasi yang dilakukan dengan orang lain (di luar diri kita), sedangkan komunikasi massa adalah komunikasi yang dilakukan oleh sekumpulan orang dan terjadi proses sosial di dalamnya.
Kita sebagai manusia yang beragama, pasti memiliki satu kepercayaan akan keberadaan Tuhan. Dan hal tersebut membuat kita kerap kali melakukan komunikasi dengan Tuhan, kegiatan tersebut mungkin lebih familiar dengan istilah Berdoa. Pertanyaannya disini adalah Komunikasi yang kita lakukan dengan Tuhan, termasuk ke dalam jenis komunikasi yang mana?
Saat kita berdoa atau melakukan interaksi lainnya dengan Tuhan, kita seperti berbicara dengan diri sendiri. Saat kita mengajakNya berkomunikasi, kita tidak mendapatkan feedback secara langsung. Dari situasi seperti demikian, sangat mudah kita menggolongkan, bahwa komunikasi dengan Tuhan merupakan salah satu jenis komunikasi interpersonal. Namun Bila kita mencoba telaah lagi, dan mencoba mengingat bagaimana proses kita berkomunikasi secara interpersonal, kita tidak tepat menggolongkan komunikasi yang kita lakukan dengan Tuhan ke dalam Komunikasi interpersonal.
Memang benar saat kita berkomunikasi dengan Tuhan, kita seperti berbicara kepada diri sendiri, namun perlu yang perlu digarisbawahi disini adalah kita tidak menyampaikan informasi kepada diri kita sendiri. Pada saat berkomunikasi dengan Tuhan, diri kita berperan sebagai komunikator, dan Tuhan berperan sebagai Komunikate. Dari hakikatnya, dijelaskan bahwa komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang dilakukan dengan orang lain sehingga tindak balas dan evaluasinya memerlukan orang lain. Dalam hal ini Tuhan bisa kita posisikan sebagai orang lain. Dari situ, sekarang kita dapat menggolongkan komunikasi dengan Tuhan ke dalam jenis komunikasi intra personal. Namun, apakah saat kita berkomunikasi dengan Tuhan, kita mendapatkan evaluasi dan tindak balas dari komunikate?
Hal ini pernah menjadi perdebatan dalam satu mata kuliah saya. Dalam perdebatan tersebut, muncul beberapa pendapat. Ada beberapa orang yang menganggap bahwa komunikasi dengan Tuhan adalah komunikasi interpersonal, dengan alasan saat kita berkomunikasi dengan Tuhan, kita sebenarnya berbicara dengan diri sendiri, dan pada saat itu kita tidak mendapatkan feedback secara langsung, dan kita tidak benar-benar mengetahui keberadaan komunkate kita, kita tidak mengetahui apakah informasi yang kita berikan sampai atau tidak kepada komunikate. Saat kita berkomunikasi dengan Tuhan, sangat identik dengan saat kita berkomunikasi dengan diri kita. Dan ada beberapa orang yang menganggap bahwa Tuhan itu ada dimana-mana, termasuk di dalam diri kita. Jadi disaat kita ingin berkomunikasi dengan Tuhan kita cukup berkomunikasi dengan diri kita sendiri, namun hal tersebut bukan berarti diri kita adalah Tuhan. Namun dalam artian diri kita disini hanya sebagai fasilitas untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Namun di lain pihak, ada beberapa orang pula yang berpendapat bahwa Komnikasi dengan Tuhan merupakan suatu proses komunikasi yang terjadi secara intrapersonal. Kenapa intrapersonal? Karena kita berkomunikasi dengan pihak lain, kita mungkin terkesan seperti berbicara sendiri dan menyampaikan stimulus pada diri sendiri, tapi stimulus atau informasi yang kita keluarkan itu bukan untuk diri kita sendiri, tapi untuk Tuhan. Tuhan memang tidak pernah kita ketahui bentuk dan wujudnya, namun kita percaya Tuhan itu ada. Tuhan tidak sama dengan makhluk ciptaannya, jadi tidak boleh kita samakan cara memberikan feedback antara komunikasi yang kita lakukan dengan sesama makhluk Tuhan dan dengan Tuhan itu sendiri. Tuhan memberikan feedback dengan cara-cara yang mungkin tidak bisa kita terima dengan logika. Tuhan memberikan balasan bukan dengan bahasa atau gerak tubuh seperti yang kita lakukan saat berkomunikasi dengan orang lain. Tuhan memberikan feedback melalui peristiwa-peristiwa dalam hidup kita.
Pada akhirnya saya tidak bisa memnyimpulkan apakah komunikasi dengan Tuhan termasuk ke dalam jenis komunikasi interpersonal ataukah jenis komunikasi intrapersonal. Teori yang ada sebenarnya hanya ingin memudahkan kita untuk memahami suatu hal. Namun yang perlu kita ketahui, tidak semua teori dapat menjawab kenyataan atau fenomena-fenomena yang terjadi dalam hidup kita. Disaat teori tidak mampu membantu kita utnuk memecahkan suatu masalah, hal yang dapat kita andalkan adalah akal kita. Karena Tuhan menciptakan makhluk paling sempurna melalui akalnya. Termasuk ke dalam jenis komunikasi apapun, satu hal yang harusnya membuat kita memiliki satu paham adalah, Tuhan itu ada. Ketika kita berkomunikasi dengan Tuhan, Tuhan berperan sebagai komunikate. Tuhan Maha Tahu, Tuhan Maha mendengar, dan Tuhan Maha Melihat. Saat kita berbicara dalam hatipun Tuhan dapat mendengarkan, Saat kita tidak berkomunikasi dengan otrang lain pun, Tuhan dapat mendengar, apalagi bila kita benar-benar bicara kepada Tuhan??
Jadi,sekarang, terserah pemikiran anda sendiri komunikasi dengan Tuhan itu termasuk ke dalam Jenis komunikasi interpersonal atau intrapersonal??

4 komentar:

  1. Komunikasi dengan Tuhan it ( Intrapersonal ) mbak sy sendiri disini sering berkomunikasi dengan diri sendiri & juga dengan Tuhan yaitu Bapa saya yg ad di surga. Sy pernah test seidik jari & hasilnya Intrapersonal sy rank 1 & Interpersonal sy rank 2 & Bahasa rank 3 & Naturalis - Musical rank 4 & yg pling rendah logika matematika sma visualisasi hahaha.. Cb aj liat di googel search Intrapersonal Wikipedia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    3. Wkkipedia itu opini pribadi juga, jadi belum tentu benar

      Hapus